Ibadah Jalan Salib dan Misa Jumat Pertama Prajurit Katolik Kodam IX/Udayana

Ibadah Jalan Salib dan Misa Jumat pertama Prajurit Katolik Kodam IX/Udayana, Jumat (1/4/22) dilaksanakan di gereja Oikumene Immanuel. "Jalan salib adalah salah satu bentuk devosi atau doa yang ada dalam tradisi gereja katolik dan dilaksanakan setiap menjelang paskah. Devosi Jalan Salib merupakan salah satu devosi yang pertama-tama dilakukan oleh St. Antonius de Padua. Semasa hidupnya, orang kudus satu ini melakukan jalan salib sebagai salah satu bentuk doa pribadinya,” kata PNS Sebastian B. Watuoto (Staf Rohkat Bintaljarahdam IX/Udayana). Jalan salib atau yang dikenal sebagai via dolorosa merupakan gambaran jam-jam terakhir kehidupan Yesus Kristus di dunia. Jalan salib berfungsi sebagai pengingat atas penderitaan Yesus memanggul salib menuju kavalri saat Ia hendak dihakimi dan sekaligus simbol karya penebusan dalam mengorbankan dirinya untuk keselamatan manusia. Puncak dari devosi jalan salib ini berada di Jumat Agung. “Sebagai umat Katholik, mengikuti dan melaksanakan jalan salib merupakan suatu kewajiban yang perlu diterapkan. Hal ini dikarenakan jalan salib adalah salah satu devosi yang berada dalam liturgi katholik dengan tujuan untuk mendalami jalan penderitaan Yesus Kristus” Papar Sebastian. Jalan salib merupakan salah satu bentuk devosi yang berada di dalam daftar panjang doa-doa Katholik. Namun, devosi ini bukan bagian dari liturgi resmi umum gereja Katholik. “Jalan salib merupakan doa yang paling mudah dilakukan untuk lebih mendalami kisah Yesus dan pengorbanan-Nya di kayu salib” ujarnya. Lebih lanjut disampaikan tentang Misa Jumat Pertama yang setiap bulan kerap ditandai dengan devosi khusus kepada Hati Kudus Yesus sejak wafatNya di salib di hari Jumat. Selain itu, setiap Jumat setiap tahun, dan tidak hanya hari Jumat dalam Prapaskah, adalah hari khusus penebusan dosa sebagaimana ditetapkan dalam Kitab Hukum Kanonik, yaitu hari dan waktu pertobatan di Gereja universal adalah setiap Jumat sepanjang tahun dan musim pertobatan.
Sementara itu, pimpinan Misa Pastor RD Thomas Almasan dalam kotbahnya menyampaikan: “Sering kali kejahatan bukanlah sesuatu yang mengerikan, melainkan godaan-godaan menurut akal kita. Kita hidup untuk mengikuti kehendak Allah, tetapi juga digoda oleh keinginan dan kesenangan diri sendiri. Apakah kita akan kuat? Jika kita kuat, maka kita akan menjadi orang yang diselamatkan, karena Tuhan akan memimbing kita untuk selalu melakukan hal yang benar. Jangan ikut-ikutan melakukan kejahatan, meskipun tampaknya itu biasa atau ”wajar”. Biasanya yang baik itu lebih berat daripada yang jahat. Penghayatan iman yang sempit akan menghasilkan bencana yang tidak seharusnya terjadi bagi diri sendiri dan sesama. Betapa banyak orang tak berdosa harus mati oleh karena sempitnya penghayatan iman ini?. Banyak contoh bagaimana orang dapat dengan tega menyengsarakan dan membunuh orang lain yang tanpa dosa atas nama agama. Sungguh suatu kenyataan yang menyedihkan jika agama dijadikan alasan untuk saling menghancurkan antar sesama. Maka pengenalan akan Tuhan pun bukan sesuatu yang kita peroleh karena kata orang, atau melalui pelajar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tatap Muka Dengan Tokoh Agama, Kabintaldam IX/Udayana Ajak Jaga Stabilitas Keamanan

Bintaldam IX/Udayana Gelar Acara Tradisi Pelepasan Anggota Memasuki Masa Pensiun

Melayat Ke Rumah Duka Keluarga Anggota